Sabtu, 12 Juni 2010

Hoping Stars

Saat aku lihat ke langit, aku teringat akan masa laluku....dan juga impian dan janji lamaku. Dulu adalah saat-saat yang terindah dalam hidupku, saat semua penderitaanku dan kesepianku hilang semua. Semua itu hilang dalam sekejap, hanya karena ada seseorang yang memberikanku sebuah arti kehidupan yang sebenarnya. Dialah satu-satunya temanku dan merupakan orang yang pertama kali jadi temanku. Kami memiliki saat-saat indah setiap hari. Dan ketika malam telah tiba, dan BINTANG pertama telah memancarkan sinarnya. Itulah saatnya dimana kami selalu bersama setiap malam, yaitu di sebuah bukit kecil di belakang desa. Setiap hari dan setiap malam kami selalu kesana bersama-sama. Hanya karena satu hal, yaitu melihat keindahan BINTANG. kami juga memiliki sebuah impian dan sebuah janji. Dan kami juga berjanji akan menjadikan impian tersebut menjadi kenyataan bersama-sama. Kami selalu menyampaikan hal tersebut saat ada BINTANG jatuh, dan kami berharap hal itu akan menjadi kenyataan. Hal tersebut selalu kami lakukan setiap hari. Lagi.....lagi......dan lagi........Sampai akhirnya,kata HARAPAN tersebut telah tidak bisa di katakan lagi oleh temanku. Dan itu di sebabkan karena temanku telah MENINGGAL di sebabkan adanya kecelakaan saat dia sedang menuju ke rumahku. Aku tak tahu apa yang harus kulakukan dan apa yang aku rasakan saat itu,hatiku telah membeku dan dingin bagaikan es,saat mendengar hal tersebut. Yang ada di pikiranku saat itu hanyalah semua itu adalah salahku. Semua itu terasa berlalu begitu cepat. Dan mulai saat itulah, aku hanya bisa melihat sang BINTANG sendirian. Aku tetap berharap kepada sang BINTANG kalau impianku dan juga temanku itu akan terkabul. Setiap hari aku berharap dan setiap hari aku berucap. akan tetapi sang BINTANG tidak juga memberikan jawaban. Hatiku mulai sedih dan mulai menangis. Dan aku juga mulai berpikir, akankah impian kami itu akan menjadi kenyataan?? Sedangkan temanku telah hilang dari hadapanku. Aku mulai tersadar dari mimpiku, dan akhirnya aku ingat kalau semua itu mustahil. Karena impian kami berdua adalah, UNTUK MENJADI TEMAN DAN BERSAMA UNTUK SELAMANYA. Aku mulai merasa bimbang, hati dan juga pikiranku telah berlain pihak. Walau begitu, aku tetap memilih untuk tetap berharap kepada BINTANG, walaupun aku tahu itu sangat mustahil. Sampai saat itupun hal itu tetap kulakukan. Dan sampai saat inipun, aku tetap mengingat masa-masa indah itu. Itulah sebabnya aku selalu melihat ke langit, apalagi pada saat matahari terbenam. Karena itulah satu-satunya kenang-kenangan tentang persahabatan kami. Karena hal tersebut, akhirnya orang tuaku memutuskan untuk pindah. Agar aku tidak lagi bersedih dan agar aku bisa melupakan semua itu. Akan tetapi itu tidak dapat merubah apa-apa. Akan tetapi Tuhan telah menolongku. Ada Anugrah di balik sebuah Musibah. Setelah aku pindah, aku mulai memiliki banyak teman, dan aku sangat bahagia pada saat itu. Akan tetapi, kesalahan yang telah kulakukan tidak bisa kulupakan begitu sajaDan itulah sebabnya aku tak suka begitu dekat dengan orang lain. Karena itulah hidupku aku anggap tidak beruntung. Andaikan saja dia masih hidup, pasti wajah dan senyumannya akan terlihat di fotoku bersama teman-temanku. Oh Temanku BINTANG, aku sangat merindukan senyumanmu itu

Tidak ada komentar:

Posting Komentar